Kamis, 25 Oktober 2012

Cara Beli, kirim Tiki/JNE

KIRIM TIKI
ONGKOS   KIRIM  GRATIS...KESELURUH INDONESIA.


Khusus Jakarta & Bekasi, bisa ANTAR GRATIS via spd motor ke Kantor atau Rumah Anda (bayar di tempat ketika barang diterima). 

Untuk Informasi & Pemesanan barang,  hub: 

M. Ichsan Hp: (021) 98500706, 81286250471, 085697215495


Dan kirimkan melalui  SMS. : Nama Pemesan, alamat tempat penerimaan  barang pesanan, dan jangan lupa sertakan RT/RW, Kecamatan, serta kode pos., untuk mempermudah pengiriman.


Pembayaran ditransfer melalui Rekening :


Bank Mandiri  
1260005174593









Barang pesanan akan segera dikirim hari itu juga begitu uang masuk

Barang pesanan dikirim melalui TIKI.

Untuk wilayah DKI Jakarta & Bekasi, barang pesanan langsung dikirim oleh kurir kami kerumah anda.
Dan pembayaran dilakukan ketika barang telah diterima. (COD rumah)



   Ongkos Kirim  GRATIS...!!!


Daftar Harga  ;  

Jely Gamat  350 ml.  @ Rp. 185.000,-
Jely Gamat    1 liter.  @ Rp. 460.000,-




Spirulina Pacifica  200 tab  @ Rp.185.000,-
Spirulina Pasifica 400 tab  @ Rp.340.000,-




Kami mengutamakan kwalitas yang terbaik, 
karena kesehatan adalah harta yang tak ternilai


Sayangi tubuh anda, 
lebih baik mencegah daripada mengobati

Terima-kasih atas kepercayaan yang anda berikan,
Semoga lekas sembuh
****************************************************************************************************





Khusus Jakarta & Bekasi GRATIS Ongkos Kirim via spd motor kealamat kantor/rumah Anda

Pengobatan Thalasemia

Trubus 476
November 2007.

Ketika Salwa Tak Cuci Darah

Ini hasil riset yang mencengangkan: 20 juta penduduk Indonesia membawa penyakit talasemia. Mereka berpeluang mewariskan penyakit kelainan darah itu kepada keturunannya. Pasangan Tarkiman dan Siti Maryati di Cianjur, Jawa Barat misalnya, menurunkan penyakit itu kepada buah hati mereka, Salwa Wijaya.

Salwa Wijaya (3 tahun) tak seperti bocah seusianya yang tengah lucu-lucunya. Tubuh sulung 2 bersaudara itu kurus kering. Suhu tinggi kerap menghampirinya Pertumbuhannya juga lambat. Ia baru dapat berjalan ketika usianya 2,5 tahun. Pada tahap itu Siti Maryati tak curiga bahwa anaknya mengidap talasemia. Ia hanya menduga anaknya kurus kering lantaran enggan makan.

Ketika benjolan seukuran buah kedondong muncul di pinggang kiri perempuan itu, Siti bergegas ke dokter. Hasil diagnosis dokter, Salwa kelelahan. Siti tak puas atas diagnosis itu sehinga mendatangi dokter kedua. Ahli medis itu menyarankan agar Salwa menjalani tes darah. Ketika itu kulit Salwa pucat, perut membuncit, dan urine lebih gelap. Misteri itu terpecahkan di Rumahsakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Bocah kelahiran 5 Februari 1997 itu postif talasemia.

Benjolan di pinggang itu ternyata limpa yang membengkak. Organ itu membesar lantaran tak dapat menjalankan fungsinya membersihkan darah. Dokter mengatakan belum ada penawar alias obat talasemia. ”hanya transfusi darah penyambung hidupnya,” kata Tarkiman mengulangi pernyataan dokter. Dua minggu sekali, Salwa harus menjalani transfusi sebanyak 2-3 kantong darah.

Transfusi

Di dalam tubuh pasien talasemia terjadi perubahan atau mutasi gen pembawa kode genetik untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya, kualitas sel darah merah tidak baik dan gagal bertahan hidup lama. Pasien talasemia mesti menjalani transfusi untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh. Tugas hemoglobin berfungsi mengikat dan membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Kadar hemoglobin dalam tubuh rendah menyebabkan kelelahan, bahkan pingsan. Karena lama merawat Salwa, Siti akhirnya mengetahui kapan Salwa mesti mesti menjalani transfusi darah.”Tanda-tanda Salawa harus ditransfusi darah, bibirnya putih pucat, mimisan, lemas lunglai, dan tonjolan membengkak di pinggangnya,” kata Siti. Saat itu, kadar hemoglobin dalam darah Salwa hanya 6, kadar normal 12-16.
Setelah transfusi, hemoglobin hanya meningkat 1 angka, menjadi 7. Itu sebabnya tubuh Salwa masih tetap lemah. ”Saya hampir tak pernah mengikuti pelajaran olahraga,” kata Salwa yang kini berusia 10 tahun.
Titik terang tentang kesembuhan datang pada Mei 2007. Saat itu seorang perawat di RSU Cianjur menceritakan ekstrak teripang untuk membantu mengatasi penderitaan anaknya.

Semula Tarkiman enggan memberikan ekstrak itu, karena tidak yakin bisa menyembuhkan penyakit Salwa. Maklum, sebelumnya ia mencoba berbagai suplemen kesehatan anjuran rekan-rekannya, tetapi tetap gagal. ”Semuanya sudah dicoba, mulai dari jamu-jamuan sampai dengan pengobatan alternatif dengan mediasi, semuanya gagal,” kata Tarkiman.

Genetik

Suatu ketika pikiran Tarkiman berubah: tak ada salahnya untuk mencoba. Cairan kental itu dikonsumsi Salwa 2 kali satu sendok makan sehari. Dosis itu ditambah dengan 5 butir spirulina 2 kali sehari. Pekan pertama, Salwa tak lagi demam. Tiga pekan kemudian, hasil laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin Salwan melonjak ke angka 10. Artinya, kesehatan Salwa berangsur normal.

Setelah 3 bulan mengkonsumsi, frekwensi transfusi darah berkurang dari 2 kali per bulan masing-masing 2-3 kantong menjadi 1 kali sebulan hanya 1 kantong. Walau begitu, kadar hemoglobin tetap ajek di atas angka 10. Bobot tubuh meningkat menjadi 28 kg, sebelumnya 20kg. Pun, limpa Salwa kini tak pernah membengkak. Perubahan itu menggembirakan keluarga Tarkiman.

Menurut ketua Pusat Talasemia Indonesia, Prof. Dr. Iskandar Wahidijat SpA(K), talasemia adalah suatu penyakit genetik yang diturunkan dari kedua orang tua. Kedua orang tua secara klinis boleh saja terlihat sehat, walau sebetulnya salah satu gen-nya pembawa sifat penyakit itu. Nah, bila kedua gen itu bertemu, maka anak mereka akan mengidap talasemia. Hidup anak bergantung pada transfusi darah, karena umur sel darah merahnya tidak panjang, hanya 1-2 bulan, normalnya 3-4 bulan.

Glukosaminoglikan
Lalu, soal ekstrak teripang mengatasi talasemia? Itu bukan kebetulan belaka. Paulo Antonio de Souza Morao dari Fakultas Biomedika, Universidade Federal Rio de Jeneiro Brazil, membuktikannya. Menurut Paulo, glukosaminoglikan dalam teripang mampu mengatasi tulang rapuh pada penderita talasemia mayor. Senyawa itu berefek memperbaiki aliran darah dan melancarkan cairan yang tersumbat.

Pengobatan gagal ginjal

Gagal Ginjal

Trubus
Agustus, 2009

Penolak Cuci Darah

Cuci darah seumur hidup, atau operasi, dokter menyodorkan 2 pilihan kepada Hariyati, ia mengalami gagal ginjal. Hariyati sembuh bukan dengan salah satu diantara 2 jalan itu.

Hariyati syok mendengar vonis gagal ginjal. Ternyata itulah jawaban atas segala penderitaan selama bertahun-tahun. Ia kerap merasa pinggang sebelah kiri pegal dan panas. Ketika berkemih, air urine berwarna merah keruh seperi air bekas cucian daging. Selain itu perempuan 30 tahun itu juga kerap terserang demam.
Puncaknya terjadi pada pertengahan Desember 2008, ia muntah terus-menerus selama 3 pekan. ‘Saat itu mencium bau tak sedap perut saya langsung muntah,’ kata ibu 2 anak itu. Kondisi Hariyati saat itu mengenaskan: muka pucat dan letih. Mendapat kabar itu, sang suami, Suwarso, yang saat itu tengah menambang emas di Sumatera bergegas pulang ke Desa Keben, Kecamatan Tambakreno, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Gagal ginjal
Suwarso langsung membawa Hariyati ke sebuah rumahsakit di Pati. Hariyati segera menjalani pemeriksaan laboratorium. Hasilnya sungguh mencengangkan: kadar ureum 420,15 mg/dl, kadar kreatinin 22,93 mg/dl, dan kadar asam urat 12 mg/dl. Kadar normal untuk ketiga indikator fungsi ginjal itu berturut-turut adalah 10-50 mg/dl, 0,6-1,1 mg/dl, dan 2,3-6,1 mg/dl.

Hasil laboratorium itu menunjukkan bahwa buah pinggang Hariyati tak mampu melakukan fungsinya alias gagal ginjal. Dampaknya zat-zat yang seharusnya dikeluarkan melalui ginjal, menumpuk dalam darah. Menurut dr Luluk Zulfa Agustina di Pati, nefron dalam ginjal berfungsi menyaring dan mengeluarkan racun dari tubuh. Fungsi nefron lain adalah menyerap kembali zat-zat yang diperlukan tubuh.

Kadar ureum dan kreatinin yang melonjak melebihi ambang normal menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, itu akibat terjadinya penurunan fungsi ginjal. Ginjal gagal menyaring dan membuang zat-zat itu melalui urine sehingga menumpuk dan meningkat dalam darah. ‘Peningkatan kreatinin lebih dari normal, maka fungsi ginjal menurun sampai 30%,’ tutur Luluk.
Turun cepat
Untuk mengatasi gagal ginjal itu dokter menawarkan 2 opsi, yakni menjalani operasi atau hemodialisis alias cuci darah. Hariyati dilematis. Sebab, biaya sekali hemodialisis Rp700.000, relatif mahal baginya. Frekuensi cuci darah sekali sepekan. Menjalani operasi juga menakutkan. Ia lebih memilih konsumsi obat selama sepekan opname di rumahsakit.

Seorang teman, Hesti Kartika Sari, menyarankan untuk mengkonsumsi ekstrak teripang. Ingin kondisinya membaik, Hariyati pun rutin mengkonsumsi 2 sendok makan ekstrak teripang satu kali sehari dan 5 tablet spirulina 2 kali sehari.

Sepekan berselang ia merasa badan segar dan lebih bertenaga. Kondisi yang terus membaik itu mendorong Hariyati memeriksakan diri ke dokter. Pada 13 Maret 2009-persis sebulan mengkonsumsi teripang dan spirulina-ia mengecek kesehatan ke sebuah klinik di Pati. Hasilnya kadar ureum turun menjadi 36 mg/dl dan kreatinin 1,25 mg/dl.
Pemeriksaan terakhir pada 6 April 2009, kadar ureum 21,1 mg/dl, kadar kreatinin 1,27, dan asam urat 4 mg/dl. Artinya ginjal Hariyati kembali berfungsi alias sembuh gagal ginjal. Untuk menjaga kesehatan, ia tetap mengkonsumsi 1 sendok makan ekstrak teripang per hari.


Regenerasi
Mengapa ginjal Hariyati membaik? Menurut dr Muhammad Wahib Hasyim di Pati kandungan protein ekstrak teripang sangat lengkap sehingga membantu regenerasi sel-sel ginjal yang rusak. Sementara dalam spirulina terdapat fikosianin yang berperan sebagai antioksidan dan bersifat renoprotektor alias pelindung ginjal.
Kemampuan teripang memperbaiki jaringan rusak ditandai oleh nilai EPA alias ecosapentaenat 25,69% dan DHA asam docosahexaenat 3,69%. Senyawa-senyawa itulah yang membantu ginjal Haryati kembali berfungsi normal.
(Faiz Yajri)

Pengobatan Sinusitis

Sinusitis

Trubus 470
Januari, 2009

Pergi Sinusitis tak Kembali


Emah Suhaemah meninggalkan ruang pertemuan karena bersin terus-menerus. Ia bersama suami menghadiri rapat camat se Provinsi Jawa Barat. Lokasi pertemuan di Lembang, Kabupaten Bandung yang dingin, bersuhu 23°C. Selama 3 hari kunjungan ke kota Kembang ia amat tersiksa.

Sehari-hari Emah Suhaemah tinggal di desa Leuwimunding, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di desa itu suhu pada siang hari rata-rata 23°C. Ia mengira menderita flu sehingga membeli obat flu dan pilek yang dijual bebas di kedai. Sepekan kemudian, flu dan bersin-bersin mereda. Namun cuma sesaat karena bersin-bersin kambuh lagi.

Kondisi itu mendorong perempuan 66 tahun itu bergegas memeriksakan diri ke dokter. Ahli medis mendiagnosis alergi sehingga meresepkan obat antibiotik. Emah minum antibiotik itu 3 kali sehari. Namun, bcgitu obat dari doktcr habis, penyakit kembali menyergap. Malahan penderitaan Emah makin parah. Menghirup udara dingin atau sekadar ke kamar mandi pada pagi hari sudah cukup mengundang bersin.

Cekungan
Selesma berkepanjangan seperti dialami oleh Emah Suhaemah memicu peradangan atau sinusitis. Perubahan suhu dan kelembapan yang mencolok memang dapat mengakibatkan peradangan hidung. Infeksi itu kemudian merambat ke dalam sinus dan sering ditandai dengan gejala bersin-bersin tanpa henti.Menurut dr Dody Widodo, SpHT, sinusitis (sinus=rongga, itis=peradangan) merupakan infeksi dalam rongga tulang tengkorak di sekitar hidung.

Peradangan itu akibat bakteri patogen atau alergi berkepanjangan. Akibatnva sel-sel selaput lendir melebar dan menghambat sekresi sehingga ingus terkumpul di sinus. Orang yang mengalami salesma berkepanjangan menyebabkan cairan ingus masuk ke rongga di kanan dan kiri hidung. Sebab, posisi dasar rongga lebih rendah daripada saluran yang menghubungkannya dengan hidung. Dampaknya, ingus yang terjebak tak dapat keluar dan menjadi sarang bagi berkumpulnya bakteri.

Akibatnva mudah ditebak. memperparah peradangan. Jika dibiarkan, lendir bercampur dengan nanah. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia itu. penderita sinusitis merasakan nyeri di dahi akibat infeksi di bagian sinus frontalis. Sementara geiala sinus maksilaris berupa nyeri di bagian gigi rahang atas. Nyeri di antara kedua mata merupakan pertanda infeksi sinus etmoid. lika tak scgera diobati, infeksi di daerah itu akan menyebar ke bagian mata dan memicu kebutaan.

Menurut Dody penderita alergi seperti Emah lebih mudah terserang sinusitis. Musababnya, kondisi selaput lendir penderita alergi sangat sensitif. Alergen atau pemicu alergi yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan asap rokok memicu pembengkakan selaput lendir. Udara dingin pun bisa memicu timbulnya sinus. Lendir yang berkumpul dan tertahan itu kemudian menjadi sarang yang nyaman bagi patogen seperti virus, bakteri, dan cendawan. Bersin merupakan salah satu gejiala sinus akibat alergen.

Antibakteri
Bertahun-tahun, Emah tak kunjung sembuh dari alergi. Malahan alergi itu berubah menjadi sinusitis. Ketika obat yang diresepkan dokter belum mampu mengatasi penderitaan itu, Emah mencoba ramuan tradisioanal. Ia merebus campuran rimpang jahe, rimpang kunvit, daun kumis kucing, meniran, dan batang serai dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Ia menyaring rebusan dan meminum selagi hangat. Ramuan herbal itu membuat tubuh Emah hangat dan lebih segar. Sayangnya, sinusitis belum juga menyingkir meski ia telah mengkonsumsi rutin selama 4 bulan. Oleh karena itu ia meninggalkan ramuan itu.

Sejak itu praktis Emah tak mengkonsumsi obat apa pun. pintas bila kondisi fisik ibu 8 anak itu melorot. Ia merasa letih dan lesu akibat kurang tidur karena acap bersin pada malam hari. Celakanya, pada siang hari cucuran ingus tak kunjung hilang. Itulah sebabnya handuk kecil selalu tersampir di leher. Melihat kondisi Emah, Adi Kurniadi -rekan Emah- merasa iba. Ia menyarankan agar Emah mengkonsumi ekstrak teripang. Pada Februari 2006 ia mulai minum ekstrak teripang berdosis 1 sendok makan 3 kali sehari.

Beberapa hari kcmudian perempuan kelahiran 21 April 1942 itu merasakan plong dan kesegaran menjalar ke sekujur tubuh. Sepekan berselang, bersin-bersin berkurang. Enam bulan kemudian pada Januari 2007 ia memeriksakan diri ke dokter setelah pilek, alergi, dan bersin-bersin hilang. Dokter mengatakan kondisi tubuh Emah kian membaik sehingga sinusitis tak menyerang lagi. Hingga kini, Emah tak lagi menderita karena sinusitis.

Ekstrak teripang ampuh mengatasi sinu¬sitis karena bersifat antibakteri. Penelitian Prof Ridwan Hashim diri Universitas Kebangsaan Malaysia membuktikan ekstrak teripang menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab radang sinusitis. Makhluk liliput itu terhambat pertumbuhannya berkat kandungan Phosphate buffered Saline (PBS). Selan itu ekstrak teripang mengandung 9 jenis karbohidrat, 59 jenis lemak, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin. 10 jenis mineral, dan 5 jenis sterol. Artinya, kandungan gizi teripang amat lengkap dan bersatu-padu membangun kekebalan tubuh serta memberantas bakteri.

(Faiz Yajri)